Pasar Mobil l Penjualan Akan Melonjak bila PPnBM Naik
Ketika inden mobil baru memanjang, mobil bekas akan jadi alternatif dan pasarnya meningkat. Gairah pasar kendaraan bermotor juga berimbas ke pasar sekunder alias penjualan mobil seken. Meski tidak signifikan, permintaan mobil bekas (mobkas) di awal tahun ini cenderung meningkat.
Konsumen banyak berharap akan mendapat harga yang lebih murah, setelah libur panjang Lebaran,
Natal, dan Tahun Baru.
Sejumlah pedagang mobkas meyakini tahun ini pasar akan membaik, bahkan kemungkinan tumbuh
seperti halnya pasar mobil baru yang tahun ini diprediksi naik hingga 2030 persen dibanding tahun
2009.
Awen Bahari, pemilik ruang pamer mobil Sinar Motor di kawasan Kalimalang, mengungkapkan awal
tahun seperti biasa permintaan lebih baik dibanding Desember lalu.
Hal ini karena pada akhir tahun harga naik akibat lonjakan permintaan, sehingga konsumen mobil
bekas menahan diri menunggu harga turun. “Di Januari lalu permintaan membeludak, kami saja bisa
jual sekitar 3035 unit kendaraan.
Tapi pada Februari sedikit menurun karena faktor tahun baru Imlek. Permintaan sih mungkin banyak, tapi kami tutup karena Imlek,“ ungkap Awen, Selasa (9/3).
Peningkatan permintaan mobkas juga didukung meningkatnya persentase pembelian mobil dengan
cara tukar tambah.
Bagi pedagang, cara ini lebih menguntung guna mengantisipasi minimnya stok di ruang pamer.
Menurut Awen, pemilik biasanya membeli mobkas untuk naik tingkat, misalnya dari mobil kelas low
end ke kelas medium. Menurut dia, persentase pembelian mobil dengan cara tukar tambah semakin
hari terus meningkat.
Ini menarik, karena ternyata konsumen tidak mau direpotkan mencari pembeli mobilnya, sebelum
membeli mobil lagi.
“Kalau harus menjual dulu mobilnya, ada beberapa kelemahan misalnya waktu untuk mendapatkan
dana segar tergolong lama, begitu pula dengan harganya tidak jelas.
Dengan jalan tukar tambah mereka lebih simpel, tinggal bawa mobil dan langsung tukar dengan mobil yang diinginkan,” papar Awen.
Kalangan pelaku bisnis mobkas mengaku optimistis pasar kendaraan seken itu akan lebih baik tahun
ini.
Bahkan, tahun macan ini diprediksi bakal menjadi “lumbung” bagi pedagang mobkas untuk mendulang untung besar.
Selain daya beli konsumen yang cenderung membaik, agresivitas agen tunggal pemegang merek
(ATPM) yang gencar melepas produk baru juga sedikit banyak memengaruhi permintaan terhadap
mobkas.
Leovan Widjaja, General Manager Mobil88, anak perusahaan PT Astra International Tbk mengatakan permintaan mobkas akan melonjak ketika banyak ATPM sedang gencar meluncurkan produk baru ke pasar.
Pasalnya, saat produk baru diluncurkan, daftar antrean (inden) akan memanjang, sehingga konsumen yang tidak suka menunggu beralih ke mobkas.
“Beberapa kasus seperti itu, jadi sudah seperti siklus. Ketika inden mobil baru memanjang, mobkas
akan jadi alternatif dan pasarnya meningkat.
Kalau tahun ini banyak mobil baru yang diluncurkan, berarti pasar mobil seken berpotensi naik,“ ucap Leovan, Selasa.
Mobil88 yang khusus menjual mobil seken merek Toyota, tahun ini menaikkan target penjualan
mobkas hingga 25 persen menjadi 12.500 unit, dari realisasi tahun lalu sebanyak 10.000 unit.
Namun, kata Leovan, dengan syarat kondisi keamanan nasional tetap kondusif dan harga BBM stabil.
Minat masyarakat terhadap mobil bekas yang masih tinggi, diakui Herjanto Kosasih, Senior Marketing
Manager WTC Mangga Dua.
Menurut pengelola Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua tersebut, tahun ini penjualan mobil bekas
diprediksi tumbuh lebih dari 12 persen.
Tahun 2010, penjualan diperkirakan menyentuh angka 12.000 unit, sementara realisasi tahun lalu
sebanyak 10.800 unit.
“Kalau melihat penjualan kami pada Januari lalu yang mencapai 1.200 unit, dan Februari 1.100 unit,
maka target sebanyak itu tidak sulit dicapai sepanjang tahun ini,“ kata Herjanto. Konsumen, ungkap Herjanto, banyak berharap akan mendapat harga lebih murah setelah masuk tahun baru.
Permintaan mobkas diyakini akan terus bergerak naik mulai Maret ini dan mencapai puncaknya pada
JuliAgustus atau sebelum Lebaran.
Berdasarkan siklus, setiap tahun puncak permintaan mobkas terjadi menjelang Lebaran, karena orang ingin mudik bermobil. Gairah pasar mobkas di Ibu Kota, ternyata belum banyak dirasakan pedagang mobkas di daerah.
Di Medan, Sumatra Utara, para penjual mobil bekas di sepanjang Jalan Nibung Raya Medan mengaku penjualan tak banyak berbeda dari Desember 2009 lalu. Bahkan, sejumlah pengusaha ruang pamer mengeluh penjualan mereka di bulan Februari sangat sepi.
“Biasa bisa jual sampai delapan unit per bulan, Februari lalu cuma laku dua unit. Jadi turun 75 persen dibanding empat bulan terakhir,” ucap Zulkarnaen, pemilik ruang pamer 123 Mobil, yang dihubungi, Selasa.
Selain faktor libur panjang Imlek, penurunan penjualan mobkas di Medan juga disebabkan banyak
mobil keluaran terbaru yang dijual di rentang harga antara 100150 juta per unit, sehingga konsumen
lebih memilih untuk membeli mobil baru daripada bekas.
Harga Stabil Laju permintaan mobkas awal tahun ini, ungkap Herjanto Kosasih, tak terlepas dari harga
jual kendaraan bekas yang cenderung stabil, sementara harga mobil baru terus melambung naik.
Ia memproyeksikan harga mobkas akan tetap stabil hingga akhir kuartal pertama 2010 ini.
Menurutnya, kenaikan harga mobil baru yang dilakukan sebagian besar ATPM sejak awal tahun ini
menjadi berkah bagi pedagang mobkas.
Apalagi bila nanti pemerintah jadi memberlakukan kebijakan pajak baru bagi industri otomotif seperti
pajak progresif dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). “Kalau diberlakukan, maka penjualan
mobil bekas akan makin membeludak.
Orang akan beralih membeli mobil bekas. Untuk apa beli mobil baru kalau harganya bisa dua kali lipat mobil bekas,” tandasnya.
Herjanto bahkan memprediksi pasar mobil bekas akan melonjak hingga 50 persen pada tahun ini,
melebihi pertumbuhan mobil baru, kalau pemerintah benarbenar memberlakukan aturan pajak
tersebut.
Disebutkan, kenaikan harga mobil seken biasanya terjadi bila permintaan tinggi sedangkan stok
berkurang. Per 1 Januari lalu, banyak ATPM mulai menggerek harga jual produknya bervariasi antara 14 juta rupiah per unit.
Itu dilakukan guna menyesuaikan dengan kenaikan pajak rutin terutama bea balik nama (BBN).
Padahal, sejak akhir tahun 2009, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS cenderung menguat.
www.koranjakarta.com
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik dan bermanfaat bagi semua orang, jika kamu mau menempatkan link url pastikan berikan informasi yang bermanfaat pula