Para pengusaha perhotelan di Arab Saudi tak behasil mengeruk untung pada musim haji tahun 1430
Hijriyah ini. Sejumlah pengusaha perhotelan bahkan harus banyak mengelus dada karena turunnya
jumlah jemaah haji dampak kasus Flu Babi yang menimpa dunia. Menurut laporan mereka yang
dikutip harian Ukaz edisi Ahad, 6 Desember kemarin, kerugian mereka mencapai 1 milyar Riyal atau
sekitar Rp 2,7 Trilyun.
Khalil Bahader, Ketua Komite Hotel dan Pariwisata pada kamar Dagang dan Industri Mekah
mengatakan, pendapatan pengusaha hotel berkurang 70%. Kalangan perhotelan sangat terpukul karena jemaah haji kelas atas (hajj fanadiq) berkurang jauh tahun ini karena isu Flu Babi. Bahkan warga Arab Saudi sendiri memilih berlibur ke luar negeri daripada melaksanakan ibadah haji karena kasus itu.
Padahal, menurut Bahader, kalangan perhotelan sudah didera kerugian besar saat Ramadan lalu yang
seharusnya menjadi panen mereka. “Pada bulan Ramadan lalu kami banyak rugi karena juga ketakutan Flu Babi,” katanya. Musim haji diharapkan bisa menutupi kerugian itu. Tapi, perhitungan mereka meleset.
Karena itu Bahader mengusulkan agar pemerintah segera membentuk komite yang terdiri dari beberapa kementerian dan unsur swasta untuk mempelajari perrsoalan ini. Bahader meminta pemerintah memberi kompensasi atau pinjaman, serta penurunan tarif.
Menurut analisa pengusaha hotel-hotel kelas atas itu, penurunan jumlah jemaah haji elite ini tak lain
karena adanya larangan Pemerintah Arab Saudi yang diratifikasi sejumlah negara-negara Arab untuk
melarang jemaah haji hamil, usia di bawah 16 tahun, dan jemaah berusia di atas 65 tahun. Sebab,
justru jemaah itulah yang menjadi 40% dari pangsa pasar pengusaha perhotelan.
Sumber: informasihaji[dot]com
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik dan bermanfaat bagi semua orang, jika kamu mau menempatkan link url pastikan berikan informasi yang bermanfaat pula