July 6, 2010

Mencetak Wirausahawan Modern, Membuat UKM Naik Kelas

"Sebelum perubahan menyentuh cara berpikir, maka manusia belum berubah ... "
(Rhenald Kasali).

Kalau ingin berubah, ubahlah cara berpikir Anda. Untuk bisa mengubah cara berpikir, termasuk dalam berwirausaha, bergabunglah dengan Rumah Perubahan Rhenald Kasali School for Entrepreneurs (RKSE).

Pada awalnya tiga serangkai pendiri Rumah Perubahan RKSE sama­sama peduli terhadap nasib para
pelaku usaha mikro di Indonesia disergap oleh kegelisahan yang sama. Di Indonesia terdapat 50,7 juta, yang menampung 83,65 juta tena kerja.

Namun selain menghadapi sejumlah kendala umum mereka sering terdesak oleh ulah para pengusaha ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Para pengusaha ATM itu adalah pelaku usaha yang rapuh fondasinya tetapi maunya cepat meraih sukses secara instan. Untuk cepat sukses, kebanyakan mereka berpindah usaha tanpa membangun kapabilitas.

Seperti penyakit dalam tubuh makhluk hidup, jika dibiarkan perilaku pengusaha ATM itu dapat
mematikan potensi usaha mikro yang lain. Sebab pelaku usaha ekonomi mikro ini memang masih
memerlukan "sentuhan" dari pemerintah maupun entitas lainnya.
Untuk mengatasi situasi itu, ketiga pendiri RKSE berpikir, para pelaku usaha mikro ekonomi yang
sering disebut UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) itu harus menjadi wirausahawan modern.

Mereka harus memiliki jiwa bisnis, pemikiran kreatif, namun juga memiliki nilai sosial.
Selain itu para pendiri RKSE berpikir, para pelaku UMKM juga harus diajak naik kelas, dari usaha
informal­tradisional menjadi formal­modern sehingga UMKM menjadi bankable, terorganisasi, punya
visi, mandiri dan menjadi besar. Lalu bagaimana caranya?
Berangkat dari kepedulian, keprihatinan, kegelisahan dan visi yang sama, ketiganya kemudian sepakat mendirikan RKSE. Setelah kerja keras melakukan persiapan sejak pembelian tanah, pembangunan kampus hingga berbagai fasilitasnya pada awal Oktober 2009 RKSE resmi dibuka di kawasan Jalan Raya Hankam Jatimurni, Bekasi, Jawa Barat. Mereka ingin menjadikan RKSE sebagai kawah candradimuka yang mencoba menjawab dan memberikan solusi. Prinsipnya RKSE didirikan untuk menciptakan wirausahwwan alias entrepreneur modern, yang aman tapi beretika.

Tetapi siapakah ketiga serangkai itu? Siapakah Rhenald Kasali, Henky Eko Sriyantono dan Sunaryo
Suhadi, tiga sosok yang bersedia jatuh bangun demi sebuah Indonesia yang lebih baik?.
Orang mungkin lebih mengenal Rhenald Kasali sebagai bintang iklan sebuah produk yang mencitrakan orang pintar. Rhenald memang sosok yang pintar. Doktor lulusan University of Illinois, Urbana­ Champaign, AS ini baru saja dikukuhkan sebagai guru besar pada Fakultas Ekonomi UI, pada Juli 2009 lalu.

Mantan jurnalis ini juga dikenal sebagai pakar marketing, manajemen, akademisi sekaligus Ketua
Program MM UI). Namun dia juga dikenal sebagai kolumnis, penulis buku dan peduli terhadap dunia
wirausaha di Indonesia.

Sedangkan Henky Eko Sriyantono adalah sarjana Teknik Sipil lulusan ITS dan S2 Manajemen Proyek UI yang lebih dikenal dan akrab dipanggil Cak Eko. Nama Cak Eko melambung di dunia UKM lewat
jaringan usaha kulinernya yang dikenal dengan Bakso Malang Kota Cak Eko. Pria yang konon telah
merasakan pengalaman 10 kali jatuh bangun mengelola bisnis hingga sukses melahirkan usaha  Bakso Malang Kota ini kini memiliki 120 gerai yang tersebar hampir di semua provinsi di Indonesia.
Sementara Sunaryo Suhadi adalah pengusaha di bidang energi. Sarjana Teknik Kimia lulusan ITS dan MBA dari Monash University ini telah menjadi wirausahawan di berbagai bidang selama 22 tahun. Bidang usahanya meliputi pendidikan, café, musik, chemical trading hingga sektor energi.

Selain menyatukan kepedulian, keprihatinan dan kegelisahan, ketiganya juga menyatukan visi mereka lewat Rumah Perubahan RKSE itu. Mereka melihat kondisi dunia wirausaha, khususnya UMKM Indonesia yang masih kecil dibandingkan negara lain. Sejumlah pengusaha mengatakan bahwa jumah wirausahwan Indonesia belum mencapai dua persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Menurut Cak Eko yang kini menjadi Direktur RKSE, dalam sebuah perbincangan dengan Warta Kota di sebuah pameran waralaba di Balai Kartini, Jakarta Selatan pekan lalu, dari puluhan juta UKM di

Indonesia itu yang bankable dapat dihitung dengan jari. Mereka rata­rata rentan terhadap kondisi
perubahan tren atau regulasi.
"Dari sinilah kita belajar dan punya niatan suci untuk ikut andil dalam menciptakan lima persen jumlah entrepreneur di Indonesia," papar Cak Eko. (Willy Pramudya)

www.wartakota.co.id
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah yang baik dan bermanfaat bagi semua orang, jika kamu mau menempatkan link url pastikan berikan informasi yang bermanfaat pula