INILAH.COM, Jakarta - Upaya menggembosi industri rokok terus berlangsung. Terakhir terjadi di Gedung DPR, kemarin. Isinya, sungguh mengerikan.
Disebut mengerikan lantaran dalam pertemuan antara wakil rakyat dengan Menteri Kesehatan Endang Rahayu telah membahas ke masalah yang paling teknis. Intinya, bagaimana agar industri ini bisa cepat mati. Misalnya, ada usulan agar iklan rokok dilarang secara total.
"Tapi kami belum mencapai kata sepakat tentang RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah) ini," kata Menteri Endang. Entah, bagaimana dengan hasil rembukan ihwal RPP ini nantinya. Yang jelas, kalau apa yang dibahas di DPR kemarin dijadikan sebagai peraturan yang permanen, bisa dipastikan akan banyak pihak yang menjadi korban.
Salah satunya adalah media cetak dan elektronik yang selama ini menjadi penikmat iklan rokok. Seandainya usulan penghentian iklan rokok dilakukan secara total (termasuk jadi sponsor olahraga dan kegiatan lainnya), industri media akan kehilangan penghasilan sekitar Rp1,5 triliun.
Sebab data Nielsen Advertising Services menunjukkan bahwa sepanjang periode Januari-Maret 2010 saja, ada 24 stasiun televisi, 165 majalah dan tabloid plus 103 koran yang menikmati iklan rokok senilai Rp377 miliar. Jadi, untuk masa setahun, tinggal dikalikan empat saja.
Korban lain yang akan terseret kalau industri rokok mati adalah pemerintah sendiri. Soalnya, pemasukan yang diterima dari pabrik asap ini sangat besar. Dari cukainya saja, untuk semester I yang berakhir Juni lalu. Pemerintah menerima sekitar Rp28 triliun atau 90% dari total penerimaan cukai nasional.
Dampak yang tak kalah besarnya (jika pabrik asap berhenti ngebul) adalah hilangnya lapangan kerja bagi belasan juta manusia. Di Jawa Timur saja, menurut Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) ada sekitar enam juta tenaga kerja yang bergantung pada bisnis rokok (termasuk petani tembakau). Sehingga, secara nasional, ada yang memprediksi 12 juta naker yang bekerja di sektor ini.
Itu sebabnya, sebelum menurunkan peraturan, sebaiknya para wakil rakyat dan pemerintah berpikir bolak-balik: Perlukah industry yang sudah lahir sejak berabad-abad lalu ini dibunuh? [mdr]
Disebut mengerikan lantaran dalam pertemuan antara wakil rakyat dengan Menteri Kesehatan Endang Rahayu telah membahas ke masalah yang paling teknis. Intinya, bagaimana agar industri ini bisa cepat mati. Misalnya, ada usulan agar iklan rokok dilarang secara total.
"Tapi kami belum mencapai kata sepakat tentang RPP (Rancangan Peraturan Pemerintah) ini," kata Menteri Endang. Entah, bagaimana dengan hasil rembukan ihwal RPP ini nantinya. Yang jelas, kalau apa yang dibahas di DPR kemarin dijadikan sebagai peraturan yang permanen, bisa dipastikan akan banyak pihak yang menjadi korban.
Salah satunya adalah media cetak dan elektronik yang selama ini menjadi penikmat iklan rokok. Seandainya usulan penghentian iklan rokok dilakukan secara total (termasuk jadi sponsor olahraga dan kegiatan lainnya), industri media akan kehilangan penghasilan sekitar Rp1,5 triliun.
Sebab data Nielsen Advertising Services menunjukkan bahwa sepanjang periode Januari-Maret 2010 saja, ada 24 stasiun televisi, 165 majalah dan tabloid plus 103 koran yang menikmati iklan rokok senilai Rp377 miliar. Jadi, untuk masa setahun, tinggal dikalikan empat saja.
Korban lain yang akan terseret kalau industri rokok mati adalah pemerintah sendiri. Soalnya, pemasukan yang diterima dari pabrik asap ini sangat besar. Dari cukainya saja, untuk semester I yang berakhir Juni lalu. Pemerintah menerima sekitar Rp28 triliun atau 90% dari total penerimaan cukai nasional.
Dampak yang tak kalah besarnya (jika pabrik asap berhenti ngebul) adalah hilangnya lapangan kerja bagi belasan juta manusia. Di Jawa Timur saja, menurut Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) ada sekitar enam juta tenaga kerja yang bergantung pada bisnis rokok (termasuk petani tembakau). Sehingga, secara nasional, ada yang memprediksi 12 juta naker yang bekerja di sektor ini.
Itu sebabnya, sebelum menurunkan peraturan, sebaiknya para wakil rakyat dan pemerintah berpikir bolak-balik: Perlukah industry yang sudah lahir sejak berabad-abad lalu ini dibunuh? [mdr]
Temukan info menarik lainnya di Jasa Foto , Bikin Website , Umroh murah , Paket Foto , Photo Packages , Photographers Weddings , Photo Weddings , Paket Weddings, Foto Weddings, Photo Prewedding, Photographers Wedding, Photographers Pre wedding, Naik Kelas , Foto Pre wedding dan Paket Foto / Photo Packages:Photographers Weddings&Foto Prewedding Kebon Jeruk Jakarta pada 88db.com hanya di www.diksphotos.com
Powered by www.akubisanaikkelas.com
jasa foto | jasa foto | jasa foto | jasa foto | jasa foto | jasa foto | jasa foto | jasa foto |
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik dan bermanfaat bagi semua orang, jika kamu mau menempatkan link url pastikan berikan informasi yang bermanfaat pula