September 15, 2010

Tips Fotografi Terbaik



                                                                             
Setelah ratusan halaman web kujelajahi (hiperbolis nih..), ratusan orang kutanyai (ini juga hiperbolis) demi meningkatkan kemampuan fotografiku, akhirnya aku menemukan dua tips terbaik untukku yang justru tidak kudapat dari ratusan halaman web tsb.

1. Pede aja lagi !
Kenapa Pede aja lagi ? Ini berdasarkan pengalaman pribadiku plus beberapa wejangan dari Riyandi dan Firza. Tiap kali membidik objek, aku gak pernah Pede. Terutama ketika di dekatku ada orang yang membawa kamera yang lebih canggih, gaya pakaiannya nya lebih 'fotografer', gaya ngambilnya lebih 'fotografer' dst...
Trus, kenapa harus Pede ? Gimana biar Pede ?
Gini, waktu kemarin ke Ujung Genteng, aku menjepret beberapa foto momen matahari sedang terbit... nah, aku memfotonya dengan kamera SLR Canon EOS 88, tripod, dan bahkan Filter lensa (tanpa tau type filter dan efeknya :D ), menggunakan mode semi manual (lupa apakah pake Aperture Priority atau Shutter Priority) Nah... ternyata hasilnya.. lho kok jelek ya ? Padahal dulu aku pernah mengambil foto matahari terbit dengan kamera Poket (Canon Snappy S) dan hasilnya lebih baik dari ini.
Point nya adalah... meski orang lain pake kamera lebih canggih, lensa lebih panjang, tripod lebih bagus, dua asisten pembawa reflektor dst. belum tentu hasil yang mereka hasilkan lebih baik. Pada contoh kasusku, foto yang kuhasilkan under exposure (terlalu gelap) gara-gara salah setting, dan mungkin ketika menggunakan kamera poket malah lebih baik karena kameraku yang mentukan yang 'pas'.
Tuh kan... hasil kamera SLR belum tentu lebih baik dari kamera poket...
Ini baru dari sisi non artistik... (baru masalah teknis) Lha kalo yang menggunakan kamera poket bisa mengambil 'angle' yang tepat sementara yang SLR menggunakan 'angle' yang kurang tepat... hasilnya lebih jauh lagi tuh...
So.. Pede aja lagi... ketika mengambil gambar... pede aja lagi, dan tanamkan dalam pikiranmu, Ah... hasil dia belum tentu lebih baik dari hasilku kok :)
so.. apapun kameramu, pede ajaa... :)
Dan bagi yang menggunakan kamera analog sepertiku, ada faktor tambahan buat jadi Pede... berdasarkan pengalaman waktu mengambil foto di acara tahun baru, ketika itu sebelahku, seorang bapak yang kelihatan kaya dan sepertinya fotografer amatir semi serius, menggunakan kamera digital yang keren... mungkin EOS 40D + lensa tambahan.. ketika itu aku sedang memfoto, dan kemudian Bapak tersebut mengambil tempat di sebelahku untuk mengambil objek yang sama, setelah beberapa kali jepret, dia melihat kameraku dan berkata "Wah, pake analog ya Dik?" sambil ada sedikit nada kagum di kata-katanya.
Dengan kaget, karena tidak tau sedang diperhatikan, aku menjawab "Oh.. iya Pak, analog", dan kemudian adrenalin pun mengalir dan otakku segera berpikir "Wah gawat, jangan-jangan Bapak ini ntar malah nanya yang macem-macem, padahal aku gak tau apa-apa (lha wong motretnya pake mode program yang udah ada di kamera kok, gak pake manual-manual an)" Makanya abis itu langsung kabur dari Bapak itu, ha ha ha
Trus satu lagi keuntungan pake kamera analog... hasilnya gak keliatan saat itu, so kalo sebelah kita udah bergaya keren layaknya fotografer pro, trus kita Pede, bisa jadi orang lain yang menggunakan kamera lebih canggih percaya kalo kita bener-bener jago... toh tenang aja, hasil jepretannya gak bisa mereka liat... :D


2. Jangan pernah menyerah ketika lihat hasil fotomu jelek.

Mungkin terdengar klise atau biasa aja.. tapi ini beneran lhoo...
Dari salah satu dari ratusan halaman web itu ada yang menyatakan bahwa, Para pro itu juga menghasilkan ratusan gambar jelek, tapi yang ditunjukkan mereka kepada kita hanya satu yang terbaik.
Masuk akal juga sih... coba lihat fotografer di setiap pertandingan bola yang menggunakan lensa panjaaang, kamera canggih... berapa puluh kali menjepret, dan berapa yang ditampilkan di majalah ? Paling cuma satu atau dua kan ? Padahal tentunya mereka fotografer professional.

So... seperti kata Firza... (maaf detailnya aku lupa tapi intinya..) dalam seratus kali jepret, mendapatkan 3 foto yang bagus (3% dari jumlah jepretan) itu sudah sangat bagus. Nanti lama-kelamaan jika sudah menjadi jago, rasionya akan lebih baik.
So... kalo baru jepret lima kali dan melihat hasil fotomu mengecewakan, jangan menyerah, professional juga melakukan hal yang sama, hanya saja mereka tidak menunjukkan hasil jeleknya sehingga kita tidak tahu.
 
Oleh : Dwi Hariyanto
www.giatri.co.cc

bikin website desain,www.akubisanaikkelas.com


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Berkomentarlah yang baik dan bermanfaat bagi semua orang, jika kamu mau menempatkan link url pastikan berikan informasi yang bermanfaat pula