WASIAT EMAS UNTUK PARA JAMAAH HAJI
وصايا ذهبية لحجاج بيت الله الحرام
( ) باللغة الندونيسية
:Disusun Oleh Dar Ibnu Khuzaiamah
:إعداد
دار ابن خزيمة
: Penerjemah Team Indonesia : Murajaah Abu Ziyad
:ترجمة
الفريق الندونيسي
:مراجعة
إيكو أبو زياد
Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah 2008 – 1429
المكتب التعاوني للدعوة وتوعية الجاليات بالربوة بمدينة الرياض
WASIAT EMAS UNTUK PARA JAMAAH HAJI
Segala puji bagi Allah Ta'ala yang esa dalam sifat kesempurnaan-
Nya. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpah atas Nabi
Muhammad, yang memiliki beragam keutamaan, begitupula terhadap
para shahabat dan keluarga beliau.
Wahai saudaraku jamaah haji: Ikhlas... ikhlas ... dan jauhilah sifat
riya dalam beribadah. Wahai saudaraku jamaah haji, anda akan
menunaikan suatu amalan mulia dan salah satu syi'ar yang diberkahi,
jika anda diberi taufik oleh Allah untuk melaksanakannya, maka anda
mendapatkan keuntungan yang agung. Akan tetapi saudaraku, apakah
anda telah berniat dengan ikhlas ketika anda menuju ke Baitullah yang
diberkahi ? Menghadirkan niat adalah hal yang mesti.
Seorang hamba akan mendapatkan pahala sesuai dengan niatnya.
Tidakkah anda perhatikan sabda nabi : "Segala amalan itu bergantung
pada niatnya, dan seseorang itu hanya akan mendapatkan apa yang ia
niatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka
berarti hijrahnya tersebut karena Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa
yang hijrahnya karena dunia atau wanita yang akan dinikahinya, maka
hijrahnya itu sesuai dengan niatnya tersebut" (H.R Bukhari) Maka
bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku untuk meluruskan niat.
Karena betapapun kepayahan dan kesulitan yang anda jalani, maka
keletihan anda tersebut tidak akan sia-sia,
"Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
yang lurus" (Q.S Al-Bayyinah : 5)
"Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (al-Qur'an) dengan
(membawa) kebenaran.Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
keta'atan kepada-Nya" (Q.S Az-Zumar : 2)
- Ibnul 'Arabi mengatakan : Ayat ini menjadi dalil wajibnya niat dalam
segala amalan.
- Wahai saudaraku yang menunaikan ibadah haji, bersungguh-sungguh
untuk berlaku ikhlas dan tidak riya' adalah sesuatu yang berat. Namun
hal itu mudah bagi siapa yang dimudahkan Allah. Orang yang
menundukkan jiwanya akan merasakan lezatnya ketaatan dan
mendapatkan keberkahan ibadah.
- Sahl bin Abdullah rahimahullah ditanya: "Apakah yang paling berat
atas jiwa ? Beliau menjawab: "Keikhlasan, karena jiwa yang ikhlas tidak
mendapatkan keuntungan pribadi".
- Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata: "Aku tidak pernah meluruskan
sesuatu yang lebih berat dari niatkku, karena ia selalu berbolak-balik
pada diriku".
- Wahai saudaraku yang menunaikan ibadah haji, anda akan
mengunjungi rumah yang paling suci di dunia, di tempat yang paling
mulia, sebagai tamu raja di raja, Penguasa langit dan bumi, Yang Maha
Suci, Maha Perkasa lagi Maha Mulia, maka janganlah hatimu tertuju
pada selain-Nya. Ikhlaskanlah tujuan anda untuk Allah Subhanahu wa
Ta'ala.
- Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : Allah Ta'ala
berfirman : "Aku paling tidak membutuhkan untuk disekutukan.
Barangsiapa yang melakukan amalan yang dia menyekutukan-Ku
dengan selain-Ku, maka Aku akan tinggalkan dia dan amalannya"
(H.R Muslim)
- Wahai saudaraku yang menunaikan ibadah haji, janganlah anda
termasuk dari mereka yang melaksanakan haji karena riya (ingin dilihat)
dan sum'ah (ingin didengar), agar dikatakan: dia menunaikan haji ke
Baitullah dan agar digelari (Haji). Yang seperti ini, tidak mendapatkan
dari hajinya kecuali kecapekan. Nabi bersabda: "Barangsiapa yang
ingin didengar, maka Allah akan memperdengarkannya dan siapa yang
ingin dilihat (amalnya), maka Allah akan memperlihatkannya". (H.R
Bukhari dan Muslim)
Maka berhati-hatilah wahai saudaraku dari riya, karena ia adalah
kesyirikan sehingga nabi memperingatkan kita darinya:
"Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah
syirik kecil". Para shahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah syirik
kecil itu ? Beliau menjawab : "Riya". (H.R Ahmad).
Ikhlas dan ikhlaslah wahai saudaraku yang menunaikan haji,
karena riya dapat menghilangkan amalan.
Wahai muslim, maukah aku tunjukkan terapi syirik besar maupun
syirik kecil ? Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk suatu doa
yang jika kita ucapkan, Allah akan menghindarkan kita darinya. Beliau
bersabda : "Syirik yang ada pada kalian lebih samar dari rayapan semut.
Aku akan menunjukkan sesuatu yang jika engkau melakukannya, maka
ia akan menghilangkan darimu syirik kecil dan besar. Ucapkan:
"Ya Allah hamba berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu padahal
aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun pada-Mu dari apa yang
tidak aku ketahui" (Shahih Al-Jami' As-Shaghir)
- Wahai saudaraku, sebuah nasehat berharga untuk anda dari Al- Faruq
Umar bin Khattab : "Barangsiapa yang ikhlas niatnya dalam kebenaran
walaupun dengan sebab itu ia tidak mendapat pujian atau lainnya, maka
Allah akan mencukupi kebutuhannya pada orang lain. Dan barangsiapa
yang menghiasi diri dengan apa yang tidak ada pada dirinya, maka Allah
akan membuka aibnya".
Ibadah Haji adalah waktu yang tepat untuk berdoa, maka
manfaatkanlah sebaik-baiknya.
Wahai jamaah haji, bukankah engkau senang bila segala keperluan
anda terpenuhi, jika engkau atau kerabat anda sembuh (dari segala
penyakit) ? Tidakkah anda suka bila Allah Ta'ala meneguhkanmu di atas
agama-Nya yang benar ? Tidakkah anda suka bila Allah memberikan
petunjuk pada-Mu tentang apa yang diperselisihkan?! Tidakkah anda
suka bila Allah mengampuni dosa-dosa anda baik yang telah lalu
maupun yang akan datang ? Tidakkah anda suka bila Allah memberikan
pada anda kesudahan yang baik di dunia ? Tidakkah anda suka bertemu
dengan Allah sedang Dia ridha ? Tidakkah anda suka jika Allah
menjauhkan wajah anda dari siksa api neraka ? Tidakkah anda suka bila
Allah memasukkan anda ke surga dan anda beroleh kenikmatan
bersama orang-orang yang baik ? Ya tentu, anda akan berbahagia bila
Allah Ta'ala mewujudkan harapan di atas, betapa mulianya keinginan
tersebut.
Wahai saudaraku ketika anda berpindah dari satu tempat suci ke
tempat suci yang lain, maka jangan anda lalaikan doa. Jangan tinggalkan
kesempatan berharga tersebut. Karena kalau tidak, apa gunanya haji
yang anda tunaikan jika hati anda tidak tersentuh di hadapan Pencipta
anda (Allah Ta'ala) di tempat-tempat yang suci ?! Betapa mahalnya
barang dagangan1 tersebut ? Mereka yang menyia-nyiakannya,
alangkah sangat tidak menghargainya.
Wahai saudaraku yang menunaikan haji, para ulama membagi doa
menjadi dua macam: Doa ibadah dan doa masalah. Mari kita perhatikan
Maksudnya, ibadah haji dilakukan di tempat-tempat yang suci, Allah menurunkan padanya rahmat serta ampunan dan
ganjaran surga bagi hajinya mabrur. (pent)
ucapan Al-'Allamah2 Abdurrahman As-Sa'dy semoga Allah mensucikan
ruh beliau : "Segala perintah untuk berdoa dan larangan berdoa pada
selain Allah serta pujian bagi mereka yang berdoa yang terdapat dalam
Al-Qur'an mengandung doa masalah dan doa ibadah. Ini adalah kaidah
yang bagus, karena yang terlintas di benak kebanyakan orang hanya
lafadz doa adalah doa masalah saja. Mereka tidak menyangka bahwa
segala jenis ibadah mengandung doa. Ini adalah kekeliruan yang
menjerumuskan mereka ke arah yang lebih buruk dari itu. Ayat-ayat (Al-
Qur'an) nyata menerangkan tentang cakupan doa masalah dan doa
ibadah.
- Al-'Allamah yang menjadi panutan Syaikh Abdul 'Aziz bin Abdullah bin
Baaz semoga Allah mensucikan ruhnya dengan kemurahan-Nya serta
memasukkan beliau ke tengah-tengah surganya mengatakan : "Dua
jenis doa adalah saling berkaitan. Hal ini karena Allah di minta untuk
mendatangkan manfaat dan menolak kemudharatan, maka ini adalah
doa masalah. (Manusia) berdoa pada Allah dengan rasa takut dan penuh
harapan, maka ini adalah doa ibadah. Dengan demikian, maka menjadi
jelaslah bahwa kedua jenis doa tersebut saling berkaitan. Semua doa
ibadah melazimkan doa masalah dan semua doa masalah mengandung
doa ibadah"
- Wahai saudaraku yang menunaikan haji, bersemangatlah untuk
berdoa, dan sudah anda ketahui bahwa doa adalah ibadah. Nabi
bersabda: "Doa itu adalah ibadah" (H.R Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu
Majah, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 3407)
- Wahai muslim, janganlah anda termasuk dalam golongan mereka yang
tidak mampu untuk berdoa, karena nabi bersabda: "Orang yang paling
lemah, yaitu orang yang tidak mampu berdoa dan orang yag paling
bakhil yaitu orang yang kikir untuk memberi salam" (H.R Ibnu Hibban,
Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 1044)
- Wahai jamaah haji, yang paling agung pada hari-hari yang penuh
berkah tersebut adalah Hari Arafah. Hari yang ditunggu-tunggu orang-
orang sholeh yang telah menyiapkan berbagai permintaan dan hajat.
Mereka memohon pada Allah kebaikan dunia dan akherat. Nabi
bersabda: "Sebaik-baik doa adalah doa pada Hari Arafah". (H.R Tirmidzi
dan Malik, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir)
- Wahai jamaah haji, pada Hari Arafah, bagaimana keadaan anda?
Apakah termasuk mereka yang memohon ampunan yang datang pada
Allah dengan penuh permohonan yang sangat dan merendahkan diri dan
Artinya, syaikh yang keilmuannya mendalam (pent) doa ? Atau termasuk dalam golongan orang-orang yang hatinya lalai dari
kemuliaan Hari Arafah ? !
- Imam Nawawi rahimahullah berkata tentang Hari Arafah: "Sudah
selayaknya untuk mengulang-ulangi istighfar (permohonan ampun) dan
taubat dari segala dosa dengan diiringi penyesalan hati dan
memperbanyak tangisan, dzikir serta doa. Pada Hari Arafah (adalah hari
yang) diucapkan padanya keluhan-keluhan dan berbagai permohonan.
Hari perkumpulan yang agung, berkumpul padanya hamba-hamba Allah
yang shalih dan wali-wali/kekasih-Nya yang ikhlas dan mereka yang
didekatkan. Hari Arafah adalah berkumpulnya (manusia) yang paling
agung di dunia. Dikatakan bahwa jika Hari Arafah jatuh pada hari jumat
maka seluruh yang berkumpul di padang Arafah akan mendapat
ampunan"
- Wahai jamaah haji, jangan anda berdoa seperti doanya orang yang
lalai, berdoalah sebagaimana doanya mereka yang ikhlas dan
merendahkan diri. Nabi bersabda: "Ketauhilah bahwa Allah tidak akan
mengabulkan doa dari hati yang lalai". (H.R Tirmidzi, Al-Hakim dan
Thabrani, Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 245) .
- Wahai jamaah haji, karena anda akan berada di tempat suci, maka
saya akan mengingatkan beberapa adab doa, mudah-mudahan Allah
merahmati kelemahan diri anda ketika anda ada di hadapan-Nya.
- Wahai jamaah haji, yang pertama-tama hendaklah anda menghadap
Allah dalam keadaan khusyu', merendah diri, mengarapkan pahala dan
takut akan siksa-Nya.
"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera
dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka
berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas" (Q.S Al-Anbiya' : 90)
2. Mengahadap kiblat.
3. Sebelum anda berdoa, ucapkanlah pujian pada Allah Ta'ala kemudian
bershalawat pada nabi lalu berdoa
4. Mengakui dosa dan kesalahan.
5. Berdoa sebanyak sebanyak tiga kali.
6. Mengangkat tangan, yang menunjukkan kerendahan diri. Dari Salman
Al-Farisi bahwa Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya Tuhan kalian
(Allah Ta'ala) Yang Memiliki sifat malu lagi Maha Pemurah, Dia malu jika
hamba-Nya mengangkat kedua tangan kepada-Nya lalu tidak
mengabulkan permohonannya" (H.R Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir : 2070)
- Memohon dengan sangat dalam berdoa. Wahai jamaah haji,
berharaplah pada Allah Ta'ala di Hari itu dan jangan berharap pada
selain-Nya. Semoga Allah menjadikan saya dan anda termasuk dari
mereka yang beruntung di tempat-tempat tersebut dengan terkabulnya
doa dan tergapainya segala cita-cita. Waktu itu adalah musim untuk
melakukan ketaatan.
- Wahai jamaah haji, apakah anda sudah bertanya pada diri anda ketika
anda meninggalkan tanah air dan segenap handai taulan, apa gunanya
susah payah ini ? Tidak diragukan lagi, setiap jamaah haji yang
meninggalkan negerinya, jika ia mengintrospeksi dirinya, akan
merasakan kebahagiaan yang ada dalam perasaannya dan dia berniat
untuk datang ke tempat yang suci
"Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Rabb kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian
manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur"
(Q.S Ibrahim :37)
Berapa banyak hati yang rindu untuk bisa mengunjungi tanah suci.
Wahai muslim, tidak diragukan bahwa ( haji) adalah musim ketaatan
dan mendekatkan diri pada Allah. Semuanya melafalkan syi'ar tauhid :
Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik ketika nabi haji wada', Anas
berkata: "Kami shalat Dzuhur bersama nabi di Madinah empat
raka'at dan dua raka'at Ashar di Dzul Hulaifah kemudian beliau
menginap di sana sampai Subuh lalu beliau menaiki (hewan
tunggangannya) hingga duduk secara sempurna di atas hewan
tunggangannya, lalu beliau bertahmid, tasbih dan bertakbir lantas beliau
bertalbiyah untuk haji dan umrah, lalu orang-orangpun ikut bertalbiyah"
(H.R Bukhari, Muslim dan Nasa'i)
Wahai jamaah haji, demikianlah nabi memulai hajinya, dengan
pujian, tasbih dan takbir pada Allah, beliau tetap bertalbiyah hingga
sampai di Jumrah" (H.R Bukhari dari hadits Al-Fadhl bin Abbas )
Wahai saudaraku, apakah anda sudah menghayati apa yang
tersirat dari makna talbiyah ? Apakah anda sudah meyakininya ketika
mengulang-ulanginya ? Dalam ucapan anda (Labbaika), berarti anda
memenuhi panggilan Allah yang memerintahkan anda untuk
menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Wahai jamaah haji, saat anda berada di tanah suci, mungkinkah
hari-hari tersebut berlalu begitu saja tanpa diisi dengan ketaatan,
padahal keutamaannya dan aktivitas jamaah haji dengan berbagai
ketaatan, يغتاظiblis, dan ia merasa terhina.
Dari Thalhah bin Abdullah berkata: Rasulullah bersabda: "Setan tidak
pernah terlihat lebih kecil, lebih terhina dan iri hati dari Hari Arafah, hal
itu karena ia menyaksikan turunnya rahmat dan ampunan Allah
terhadap dosa besar, kecuali apa yang aku saksikan pada Perang
Badar". (H.R Malik dalam Al-Muwatha')
Wahai jamaah haji, musim haji adalah hari-hari pengampunan,
maka jangan anda menyia-nyiakannya. Dari Aisyah radhiallahuanha,
bahwa Rasulullah bersabda: ”Tidaklah ada hari yang lebih banyak
padanya hamba yang Allah bebaskan dari neraka melebihi Hari Arafah,
dimana Allah mendekat dan membanggakan mereka pada para
malaikat, dimana (Allah) berfirman:”Apa yang mereka harapkan?” (H.R
Muslim, Nasai dan Ibnu Majah)
Wahai saudaraku ... ketaatan ... ketaatan ...Allah tidak akan
menyia-nyiakan seorang hamba yang mencari keridhaan-Nya. Semoga
Allah memberi pertolongan pada kita untuk bertakwa. Berbekallah ...
ketakwaan adalah sebaik-baik bekal.
Wahai jamaah haji, diantara kebiasaan manusia adalah jika ia
berniat untuk menunaikan ibadah haji, mereka menyiapkan biaya dll.
Karena mereka akan bepergian jauh, dan ini adalah suatu hal yang
bagus. Akan tetapi, ada perbekalan yang sudah semestinya anda
siapkan, jika tidak, maka ibadah haji anda akan sia-sia. Tahukah anda,
apakah perbekalan tersebut ? Itulah takwa. Tidak ada kebaikan pada
ibadah haji yang bercampur dengan kemaksiatan. Karena haji adalah
musim ketaatan dan medan ketakwaan. Orang yang bermaksiat pada
Allah dalam ibadah haji, maka berarti ia merugi, baik cepat atau lambat.
Allah berfirman:
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan
haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal" (Q.S Al-
Baqarah 197)
Wahai jamaah haji, berusahalah agar perniagaan anda dengan
Allah beroleh keuntungan sehingga anda kembali dengan meraih haji
yang mabrur. Allah telah melarang pada ayat di atas perbuatan rafats,
kefasikan dan perdebatan. ( / )الرفثRafats maksudnya adalah jima',
perbuatan yang menjurus padanya atau ucapan-ucapan tidak senonoh.
Imam Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan : "Kata rafats lebih umum dari
itu, dan itulah maksud dalam sabda nabi tentang puasa: "Jika salah
seorang dari kalian berpuasa maka janganlah berbuat rafats" Adapun (
/ )الفسقkefasikan pada asalnya berarti keluar. Maksudnya keluar dari
ketaatan. Dari Ibnu 'Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma, 'Atha,
Al-Hasan serta ulama lainnya bahwa kefasikan maksudnya : Bermaksiat
pada Allah 'Azza wa Jalla dalam keadaan ihram ketika menunaikan haji.
Adapun (( / الجدالperdebatan, maka Imam Al-Qurtubi rahimahullah
mengatakan: tidak diperbolehkan melakukan perdebatan di waktu atau
tempat pelaksanaan haji.
Wahai jamaah haji, bersungguh-sungguhlah agar anda termasuk
dari mereka yang disabdakan rasul : "Barangsiapa yang menunaikan
haji dan ia tidak berbuat rafats ataupun kefasikan, maka ia kembali
seperti ia dilahirkan dari perut ibunya" (H.R Bukhari dan Muslim),
maksudnya tanpa dosa. Berkata Ibnu Hajar : Dzahir (hadits)
menunjukkan pengampunan dosa kecil maupun besar.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik dan bermanfaat bagi semua orang, jika kamu mau menempatkan link url pastikan berikan informasi yang bermanfaat pula