April 28, 2010

Dukun Cilik Terancam Tak Naik Kelas

Dukun Cilik Terancam Tak Naik Kelas

Dukun ‘Sakti’ M Ponari asal dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh Jombang terancam tidak naik kelas. Pasalnya, bocah yang masih duduk di kelas III SDN Balongsari I Kecamatan Megaluh ini sudah hampir satu bulan lebih tidak mengikuti pelajaran disekolahnya. Padahal dua bulan lagi pihak sekolah akan mengadakan ujian semester.
Hampir sekitar dua pekan anak pasangan Kamsin dan Mukaromah ini telah menutup praktek pengobatannya. Sementara, Ponari beralasan tidak mogok sekolah karena tidak diperbolehkan untuk membuka prakteknya.
“Karena telah membolos hampir satu bulan, sudah dapat dipastikan Ponari akan ketinggalan pelajaran sekolah. Jika sudah demikian, maka Ponari berpotensi tidak naik kelas,” ujar Kepala SDN Balongsari I, Miharso.
Lebih lanjut Miharso mengatakan, disekolah tidak ada aturan tentang prosentasi kehadiran siswa. Namun, dengan tidak hadirnya Ponari selama satu bulan lebih, akan berakibat bocah pemilik batu petir ini akan ketinggalan jauh mata pelajaran. Selain itu, lanjutnya, bimbingan belajar privat dirumahnya selama dua minggu terakhir ini terbengkalai dan bahkan terhenti.
Dalam menyikapi persoalan tersebut, Miharso mengaku sedikit mengalami kebingungan. Di satu sisi, Ponari tidak masuk sekolah karena alasan sibuk mengobati pasien, tapi ketika praktik bocah ajaib itu tutup, Ponari juga tetap tidak masuk sekolah.
“Kita sudah memperingatkan,tapi hingga hari ini belum ada sikap tegas dari pihak keluarga. Kalau tetap bolos, akibatnya Ponari tidak akan bisa naik kelas,” pungkas Miharso. (Muza Nifira)

www.koranrakyat.com
Share:

17 Perusahaan Asuransi Naik Kelas

17 Perusahaan Asuransi Naik Kelas

Peringkat Asuransi (istimewa)
Jakarta - Dari sekitar 135 perusahaan asuransi, sebanyak 17 perusahaan asuransi naik kelas dalam pemeringkatan katagori modal sendiri (ekuitas), 10 di antaranya adalah perusahaan asuransi umum dan 7 adalah perusahaan asuransi jiwa.

Demikian dikatakan oleh Pemimpin lembaga riset media asuransi (LRMA) Mucharor Djalil dalam acara jumpa pers di Hotel Le Meredien, Jakarta, Kamis malam (12/6/2008).

"Tahun 2007 ditandai peningkatan ekuitas perusahaan asuransi baik jiwa maupun umum. Peningkatan ekuitas tidak hanya terjadi di perusahaan asuransi bermodal Rp 50 miliar kebawah. Ini bagian dari upaya pelaku industri asuransi untuk mengantisipasi PP Nomor 39 tahun 2008 tertanggal 23 Mei 2008," jelasnya.

Kenaikan kelas ini, untuk perusahaan asuransi jiwa justru terbanyak berada di kelompok modal sendiri antara Rp 100 miliar hingga Rp 250 miliar dari sebelumnya bermodal Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar, yang terdiri dari 4 perusahaan yaitu Mega Life, Bakrie Jiwa, Adisarana Wanaartha dan Sequis Financial.

Sedangkan ada 2 perusahaan yang naik kelas dari modal Rp 100 miliar hingga Rp 250 miliar menjadi naik kelas diatas modal Rp 250 miliar, antara lain Sinarmas dan Allianz Life. Untuk yang naik dari kelompok modal sendiri dari kelas dibawah Rp 50 miliar ke Kelas Rp 50 miliar-Rp 100 miliar adalah Winterthur.

Sementara untuk asuransi umum terdapat 10 perusahaan yang naik kelas. Dua di antaranya adalah Adira Insurance dan Tokio Marine yang naik kelas dari kelas Rp 100 miliar-Rp 250 miliar menjadi kelas modal sendiri di atas 250 miliar.

Jaya proteksi, Reliance Indonesia, Sompo Japan Insurance Indonesia dan Bumiputeramuda 1967 tercatat berhasil naik kelas dari kelompok modal sendiri kelas Rp 50 miliar-Rp 100 miliar menjadi kelas Rp 100 miliar-Rp 250 miliar.

Sementara itu Purna Arthagraha, Bringin Sejahtera Artha Makmur, Bosowa Periskop dan LIG Insurance Indonesia naik kelas menjadi kelompok modal sendiri Rp 50 miliar-Rp 100 miliar dari sebelumnya berada di bawah kelas Rp 50 miliar. ( hen / ir )

www.bringininsurance.com
Share:

Mencetak Wirausahawan Modern, Membuat UKM Naik Kelas

Mencetak Wirausahawan Modern, Membuat UKM Naik Kelas

"Sebelum perubahan menyentuh cara berpikir, maka manusia belum berubah ... "
(Rhenald Kasali).
Kalau ingin berubah, ubahlah cara berpikir Anda. Untuk bisa mengubah cara berpikir, termasuk dalam berwirausaha, bergabunglah dengan Rumah Perubahan Rhenald Kasali School for Entrepreneurs (RKSE).
Pada awalnya tiga serangkai pendiri Rumah Perubahan RKSE sama-sama peduli terhadap nasib para pelaku usaha mikro di Indonesia disergap oleh kegelisahan yang sama. Di Indonesia terdapat 50,7 juta, yang menampung 83,65 juta tena kerja.

Namun selain menghadapi sejumlah kendala umum mereka sering terdesak oleh ulah para pengusaha ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Para pengusaha ATM itu adalah pelaku usaha yang rapuh fondasinya tetapi maunya cepat meraih sukses secara instan. Untuk cepat sukses, kebanyakan mereka berpindah usaha tanpa membangun kapabilitas.

Seperti penyakit dalam tubuh makhluk hidup, jika dibiarkan perilaku pengusaha ATM itu dapat mematikan potensi usaha mikro yang lain. Sebab pelaku usaha ekonomi mikro ini memang masih memerlukan "sentuhan" dari pemerintah maupun entitas lainnya.

Untuk mengatasi situasi itu, ketiga pendiri RKSE berpikir, para pelaku usaha mikro ekonomi yang sering disebut UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) itu harus menjadi wirausahawan modern. Mereka harus memiliki jiwa bisnis, pemikiran kreatif, namun juga memiliki nilai sosial.

Selain itu para pendiri RKSE berpikir, para pelaku UMKM juga harus diajak naik kelas, dari usaha informal-tradisional menjadi formal-modern sehingga UMKM menjadi bankable, terorganisasi, punya visi, mandiri dan menjadi besar. Lalu bagaimana caranya?

Berangkat dari kepedulian, keprihatinan, kegelisahan dan visi yang sama, ketiganya kemudian sepakat mendirikan RKSE. Setelah kerja keras melakukan persiapan sejak pembelian tanah, pembangunan kampus hingga berbagai fasilitasnya pada awal Oktober 2009 RKSE resmi dibuka di kawasan Jalan Raya Hankam Jatimurni, Bekasi, Jawa Barat.

Mereka ingin menjadikan RKSE sebagai kawah candradimuka yang mencoba menjawab dan memberikan solusi. Prinsipnya RKSE didirikan untuk menciptakan wirausahwwan alias entrepreneur modern, yang aman tapi beretika.

Tetapi siapakah ketiga serangkai itu? Siapakah Rhenald Kasali, Henky Eko Sriyantono dan Sunaryo Suhadi, tiga sosok yang bersedia jatuh bangun demi sebuah Indonesia yang lebih baik?.

Orang mungkin lebih mengenal Rhenald Kasali sebagai bintang iklan sebuah produk yang mencitrakan orang pintar. Rhenald memang sosok yang pintar. Doktor lulusan University of Illinois, Urbana-Champaign, AS ini baru saja dikukuhkan sebagai guru besar pada Fakultas Ekonomi UI, pada Juli 2009 lalu.
Mantan jurnalis ini juga dikenal sebagai pakar marketing, manajemen, akademisi sekaligus Ketua Program MM UI). Namun dia juga dikenal sebagai kolumnis, penulis buku dan peduli terhadap dunia wirausaha di Indonesia.

Sedangkan Henky Eko Sriyantono adalah sarjana Teknik Sipil lulusan ITS dan S2 Manajemen Proyek UI yang lebih dikenal dan akrab dipanggil Cak Eko. Nama Cak Eko melambung di dunia UKM lewat jaringan usaha kulinernya yang dikenal dengan Bakso Malang Kota Cak Eko. Pria yang konon telah merasakan pengalaman 10 kali jatuh bangun mengelola bisnis hingga sukses melahirkan usaha Bakso Malang Kota ini kini memiliki 120 gerai yang tersebar hampir di semua provinsi di Indonesia.

Sementara Sunaryo Suhadi adalah pengusaha di bidang energi. Sarjana Teknik Kimia lulusan ITS dan MBA dari Monash University ini telah menjadi wirausahawan di berbagai bidang selama 22 tahun. Bidang usahanya meliputi pendidikan, café, musik, chemical trading hingga sektor energi.

Selain menyatukan kepedulian, keprihatinan dan kegelisahan, ketiganya juga menyatukan visi mereka lewat Rumah Perubahan RKSE itu. Mereka melihat kondisi dunia wirausaha, khususnya UMKM Indonesia yang masih kecil dibandingkan negara lain. Sejumlah pengusaha mengatakan bahwa jumah wirausahwan Indonesia belum mencapai dua persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Menurut Cak Eko yang kini menjadi Direktur RKSE, dalam sebuah perbincangan dengan Warta Kota di sebuah pameran waralaba di Balai Kartini, Jakarta Selatan pekan lalu, dari puluhan juta UKM di Indonesia itu yang bankable dapat dihitung dengan jari. Mereka rata-rata rentan terhadap kondisi perubahan tren atau regulasi.

"Dari sinilah kita belajar dan punya niatan suci untuk ikut andil dalam menciptakan lima persen jumlah entrepreneur di Indonesia," papar Cak Eko. (Willy Pramudya)

www.wartakota.co.id
Share:

Barbera Naik Kelas ke MotoGP

Barbera Naik Kelas ke MotoGP

Jakarta - Satu lagi pembalap kelas 250cc yang musim depan akan naik kelas ke MotoGP. Dia adalah Hector Barbera. Tim apa yang akan diperkuat pembalap asal Spanyol itu musim depan?

Diberitakan MCN , musim depan Barbera akan membela tim Aspar Ducati. Aspar sendiri adalah tim debutan di MotoGP, dan baru akan ambil bagian mulai musim 2010.

"Saya sangat gembira bisa masuk berlaga di MotoGP, sebuah mimpi yang juga dimiliki semua rider di dunia ini," ujar Barbera.

Apa tanggapan pembalap berusia 22 tahun itu tentang tim barunya? "Saat ini Ducati merupakan tim yang sangat kompetitif. Pabrikan ini pernah jadi juara tahun lalu. Saya dan Ducati juga memiliki keinginan sangat kuat untuk tampil baik," kata Barbera.

Untuk musim pertamanya, ia tidak mematok target muluk. "Sasaran yang kami tetapkan di musim pertama adalah bagaimana beradaptasi dengan motor baru sesegera mungkin dan mendapatkan hasil terbaik," lanjutnya.

Namun, pria yang terjun di dunia balap motor pada tahun 2002 itu tidak ingin kepastian ini mengganggu penampilannya di kelas 250cc. Bautista menegaskan dirinya ingin mempersembahkan yang terbaik bagi timnya saat ini, Pepe World Aprilia.

"Masih ada enam balapan tersisa musim ini. Saya ingin fokus di sana. Ketika musim ini berakhir, saya akan memulai tugas baru," pungkasnya.

Saat ini, pembalap berkebangsaan Spanyol itu ada di posisi keempat klasemen sementara kelas 250 cc dengan poin 123. Ia tertinggal 49 angka dari pemuncak klasemen Hiroshi Aoyama.

Sebelum Barbera, pembalap 250cc lain yakni Marco Simoncelli dan Alvaro Bautista , sudah lebih dahulu memastikan diri berlaga di MotoGP musim depan.

www.detiksport.com
Share:

Dian Nitami Naik Kelas Jadi Dalang

Dian Nitami Naik Kelas Jadi Dalang

Jakarta Lama tak muncul di layar kaca, jangan mengira kesibukan bintang sinetron Dian Nitami berkurang. Dian kini justru merasa naik kelas menjadi dalang dengan profesi barunya itu.

"Iya kalau dulu jadi wayang, sekarang aku jadi dalangnya," ujar Dian yang kini sibuk memimpin manajemen artis Anala Management, saat ditemui Snowbay Waterpark, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Jumat (5/6/2009).

Dian merasa di manajemen yang dipimpinnya itu, kemampuannya sebagai artis tersalurkan. Selain itu, ia juga bisa menyalurkan ide-idenya menjadi sesuatu yang menambah pundi-pundi keuangannya.

Selain sibuk dengan Anala Management, istri Anjasmara tersebut juga kini bisa dilihat di televisi lagi. Ia memandu acara 'Masihkah Kau Mencintaiku' bersama Helmy Yahya.

"Alhamdulillah ratingnya makin membaik," ucap bintang sinetron 'Buku Harian' itu bahagia

www.detikhot.com
Share:

Nur Said Pernah Tidak Naik Kelas

Nur Said Pernah Tidak Naik Kelas

Jakarta - Nur Said kini diperbincangkan banyak orang. Pria yang diduga sebagai pelaku peledakan bom di JW Marriott itu dikenal sebagai pribadi yang pendiam. Semasa sekolah di Temanggung, dia bukan murid yang istimewa. Bahkan, Nur Said pernah tidak naik kelas.

Di mata gurunya, Nur Said memang bukan murid yang cerdas, tapi bukan pula murid yang bodoh. Nilai akademisnya lumayan, meski sering di bawah rata-rata. Nilai bidang studi keterampilan dan olahraga paling menonjol. Meski di bawah rata-rata, tapi dia pernah mendapat rangking 17 dari 43 siswa, bahkan pernah juga masuk 10 besar di kelasnya.

Nur Said masuk Sekolah Dasar Negeri (SDN) Katekan 1 Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung pada tahun 1985. Di SD itu, dia masuk di kelas V, setelah pindah dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) di kecamatan yang sama.

"Di sekolah, dia terkenal pendiam. Nilainya biasa saja. Bahkan di bawah rata-rata. Hanya saja, ada dua mata pelajaran yang nilainya mencapai angka delapan yaitu pendidikan keterampilan dan jasmani,” tegas Tri Astuti, Kepala SD Negeri Katekan 1 saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/7/2009). SD Negeri 1 Katekan ini tidak jauh dari rumah keluarga Nur Said.

Menurut Astuti, Nur Said pernah tidak naik kelas ketika duduk di kelas 5. Dengan demikian, dia menghabiskan waktu selama tiga tahun di SD negeri I Katekan sejak duduk di kelas V hingga lulus.

Karyadi, salah seorang guru yang pernah mengajar Nur Said, menceritakan Nur Said merupakan anak yang mudah bergaul dengan teman-temannya. "Nur Said lulus dari SD Negeri Katekan 1 pada tanggal 28 Juni 1988, kemudian melanjutkan sekolah ke MTS Assalaam Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah," tegas Faizin saat ditemui di Ruang Guru MTS Assalaam, Temanggung.

Faizin Santoso, selaku staf pengajar MTS Assalam menyatakan Said adalah sosok anak yang pendiam dan dari nilai akademisnya maupun perilaku tidak begitu menonjol. Begitu lulus, Said langsung melanjutkan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Ngruki Solo, Jawa Tengah.

"Di MTS Assalaam ini, Nur Said menempuh pendidikan selama tiga tahun dan lulus pada tahun 1991 yang kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Ngruki Solo," tegas Faizin. 

Pria yang dulu pendiam itu kini disebut-sebut sebagai pelaku peledakan bom di JW Marriott Jakarta. Indikasi bahwa pelaku bom adalah Nur Said memang makin kuat. Apalagi, dia menjadi target operasi polisi sejak polisi memburu Noordin Moh Top 2004 lalu.

www.detiknews.com
Share:

BMG Tarakan Bakal Naik Kelas

BMG Tarakan Bakal Naik Kelas

Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara Juwata Tarakan, tidak lama lagi akan naik kelas. Perubahan status ini, tidak lepas dari peningkatan status Bandara Juwata menjadi bandara kelas I.

Hingga kini, Stasiun BMG Bandara Juwata Tarakan masih berstatus kelas III. Namun, dalam waktu dekat diwacanakan berubah status menjadi kelas II.

Tim dari BMG Pusat, beberapa bulan terakhir telah melaksanakan evaluasi sebanyak 2 kali. Evaluasi dilaksanakan untuk melihat kesiapan Stasiun BMG Tarakan baik dari segi sarana dan prasarana, kegiatan operasional, anggaran, sumber daya manusia, serta berbagai aspek lainnya.

Proses kenaikan kelas kini telah dibahas tim evaluasi BMG Pusat. Selanjutnya, akan diajukan kepada menteri Perhubungan untuk mendapat persetujuan.

Adanya kenaikan kelas nanti juga akan diikuti peningkatan sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan layanan. Bahkan Stasiun BMG Tarakan akan menjadi koordinator Stasiun BMG di sejumlah wilayah terdekat. (Slamet Pratama)

www.tarakan-tv.com
Share:

Naik Kelas Harus Lulus Alquran!

Naik Kelas Harus Lulus Alquran!

Ada satu lagi sekolah di Bekasi yang akan belia bagi ceritanya sama kamu, yaitu SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama! Sekolah ini berada satu kompleks dengan SMP Al Azhar 9 Kemang Pratama yang pernah belia bahas di beberapa edisi lalu, tepatnya berlokasi di Kompleks Kemang Pratama Kota Bekasi. Gedung sekolah yang terdiri atas empat lantai ini memiliki ornamen yang cukup menarik di hampir setiap dindingnya, yaitu kaligrafi berukuran 2 x 2 meter! ”Itu kaligrafinya dibuat sendiri oleh siswa, loh!” Terang Bhredipta Cresti, ketua OSIS SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama.

Dikenal sebagai sekolah yang mendahulukan ketakwaan, pastinya muatan agama di sekolah ini terhitung besar dong? ”Iya, sisi islami itu memang ciri khas kita. Salah satu syarat naik kelas di sini tuh harus lulus Alquran, bahasa Arab, dan agama. Nilainya harus di atas 70,” kata Nabila Haza, siswi kelas X-5. ”Iya, di Alquran itu kita harus hafal ayat-ayat, artinya, dan tajwid. Juga belajar grammar di bahasa Arab,” kata Farissan, kelas XI IPS 3. Wow, grammar dalam bahasa Arab? Bayanginnya udah susah ya? Hehe. ”Memang susah, grammar Arab itu digunakan kalau ngartiin ayat Alquran. Tetapi di situlah tantangannya,” ucap Farissan yang mengaku kalau bahasa Arab justru jadi pelajaran favoritnya.

Keunikan lainnya, kelas X dan XI di SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama masing-masing punya satu kelas bilingual. Kelas tersebut diisi oleh siswa-siswa hasil seleksi yang diadakan setelah orientasi sekolah. Apa sih yang ngebedain kelas ini sama kelas regular? Bisa dilihat dong dari namanya? Hehe. Di kelas bilingual, sering kali mereka diajar oleh native speaker, dan siswanya punya beberapa buku pegangan khusus yang berbeda dengan kelas reguler.

SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama punya event sekolah yang diadakan secara reguler, yaitu Al Azhar Quatrolympic! Hmm, kayak gimana sih event yang diadain mereka? Al Azhar Quatrolympic adalah kegiatan lomba-lomba yang diikuti SMP-SMA negeri dan swasta se-Jabotabek. ”Biasanya terdiri dari lomba basket putra putri, futsal, saman, story telling, dan rally foto. Tahun 2009 kemaren kita tambah english debate. Nah tahun ini juga kegiatan tersebut bakal ada lagi,” tutur Bhre.

Enggak cuma itu, masih ada rentetan acara rutin mereka seperti backpacking, sosial KIR, baksos ke Panti Galuh, jambore ekskul, dan pensi tribute to our senior. ”Pensi itu khusus untuk anak-anak sini sih. Dibikin sama kelas X dan XI buat nyemangatin kakak-kakak kelas yang mau UN,” kata Bhre. Hmm, kompak juga ya sekolah ini? Menurut teman-teman di SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama, kekompakan memang salah satu kelebihan sekolah mereka! ”Di sini itu kekeluargaannya erat banget, sampai antarangkatan juga. Bahkan kita punya jaringan yang luas ke Al Azhar pusat dan Al Azhar lainnya. Jadi selain nambah temen, berguna juga buat sharing info-info lomba,” kata Bhre.

Ngomong-ngomong lomba, SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama punya beberapa prestasi yang bisa dibanggakan, di antaranya ekskul saman mereka yang baru-baru ini menyabet Juara III Tidar Cup dan selama 2 tahun berturut-turut mendapatkan juara I perlombaan ”Datoek Ratoeh” di Anjungan Aceh-TMII. Beberapa siswa pun mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN), dan ada yang ikut delegasi Indonesia ke US dalam rangka ”International Youth Conference”. Selain itu, masih ada ekskul marawis yang sudah sering diundang untuk mengisi acara di luar sekolah.

Selain ekskul saman dan marawis yang terkenal banyak menuai prestasi, masih ada ekskul Ni Hon Kurabu dengan kegiatan Bunkasai dan latihan Taiko (drum Jepang) mereka. Ada juga ekskul futsal, basket, ASBD (Al Azhar Seni Bela Diri), PMR, fotografi, musik, dan Kelompok Pengkajian Islam (KPI). Asiknya lagi, hampir setiap ekskul punya ruangan khusus! SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama juga setiap tahun mengeluarkan album kompilasi dari band-band sekolahnya.

Last but not least, ada satu ekskul lagi yang mau belia ceritain, yaitu ekskul broadcast. Ekskul ini mengudara setiap jam istirahat dan menghibur teman-teman SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama dengan program mereka. ”Biasanya anak-anak broadcast nyiarin lagu, berita, info-info baru kayak konser atau program-program sekolah, dan yang pasti sih request!”ujar Bhre. Whiii, seru ya? Menariknya lagi, radio sekolah mereka kerja sama dengan Trax FM loh! Makanya, SMA Al Azhar 4 Kemang Pratama punya duta Trax segala. Wow, good Job!***
www.newspaper.pikiran-rakyat.com
Share:

Naik Kelas, Rio Merambah Eropa

Naik Kelas, Rio Merambah Eropa

Oleh Ratna PuspitaPekan ini mungkin akan menjadi masa-masa sulit bagi Rio Haryanto. Pembalap kebanggaan Indonesia yang mengakhiri tahun lalu sebagai jawara Formula BMW Pasifik ini memutuskan hijrah ke Inggris untuk menjajal balapan di kelas yang lebih tinggi dengan persaingan yang lebih ketat.Rio yang bulan lalu mengikat kontrak dengan tim Virgin Racing dipastikan berlaga di Formula 3 dan GP3 Eropa musim ini. Rencananya, Senin (22/2) ini Rio bertolak ke Inggris untuk mempersiapkan diri berlaga di dua ajang tersebut.''Ini seperti naik kelas buat saya,'' kata Rio di sela-sela acara penganugerahan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Awards 2010, Jakarta, Jumat (19/2)
Share:

Kalla: Saya Siap Naik Kelas

Kalla: Saya Siap Naik Kelas

TEMPO Interaktif, Pekanbaru: Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Jusuf Kalla menyatakan dirinya siap naik kelas dari Wakil Presiden (Wapres) menjadi Presiden Republik Indonesia melalui Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. "Saya pada dasarnya siap saja jika naik kelas," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla di Pekanbaru, Jumat, dalam acara konsolidasi Partai Golkar di Riau.

Pada kesempatan itu Kalla mengaku memiliki pengalaman yang komplet. Dia telah menjadi pengusaha diberbagai bidang sekitar 30 tahun lamanya. Kemudian dirinya naik kelas menjadi menteri perdagangan dan menteri koordinator kesejahteraan rakyat hingga akhirnya menjadi wakil presiden.

"Jika harus naik kelas lagi menjadi presiden saya siap dan tidak kaget lagi," katanya seperti dikutip Antara, seraya bergurau bahwa jarang ada orang yang memiliki pengalaman secara bertahap sekomplet dirinya.

Ia juga mengatakan bahwa Golkar sebagai Partai Golkar sebagai partai besar harus memiliki calon presiden tersendiri. "Partai kecil saja punya calon sendiri maka Golkar partai besar tidak punya calon sendiri untuk presiden," katanya. JK menambahkan dirinya tidak akan pernah mundur dari amanah yang dipercayakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) seluruh Indonesia yang mencalonkan dirinya untuk menjadi presiden

www.tempointeraktif.com
Share:

April 26, 2010

Ah, Produksi Migas Nggak Naik Kelas

Ah, Produksi Migas Nggak Naik Kelas
Jakarta, RMOL.
Meski Masuk Program 100 Hari Kementerian ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim sudah berhasil melaksanakan empat program 100 hari secara maksimal (baca tabel).

Tapi klaim kementerian yang dikomandoi Darwin Zahedy Saleh itu tampaknya sangat gampang dibantah. Sebab, produksi minyak dan gas (migas) masih jalan di tempat alias nggak naik kelas.

Ini artinya, program jaminan pasokan energi belum bisa dilaksanakan secara sempurna. Maka tidak heran, kalau di daerah-daerah seringkali penyediaan migas masih kurang.

Begitu pendapat sejumlah pengamat perminyakan, pengamat pertambangan, pengamat migas, yang disampaikan kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin (baca berita-berita di halaman ini).

Misalnya saja, Marwan Batubara mengatakan, produksi migas tidak mencapai target atau istilahnya tidak
naik kelas , sehingga pasokan nggak bisa terjamin.

“Ah, produksi migas
naik kelas alias nggak memenuhi target. Padahal, masalah ini masuk program 100 hari Kementerian ESDM. Jadi, bisa dikatakan kementerian ini belum berhasil melaksanakan program 100 hari,’’ ujar Ketua Komite Penyelamat Kekayaan Negara (KPKN) Marwan Batubara (lengkapnya baca berita: Belum Maksimal Tuh).

Namun di mata pengamat perminyakan dan pertambangan, Nizar Dahlan sudah ada hasil kongkrit yang dihasilkan kementerian ini.

“Kinerja 100 hari Kementerian ESDM sudah baguslah. Apalagi targetnya berhasil dipenuhi dan
naik kelas ,’’ ujarnya.

Walaupun menterinya baru, kata dia, namun team work-nya masih banyak orang lama, sehingga tidak ada masalah dengan kinerjanya.

Dikatakan, tidak terjadi perubahan yang besar-besaran dalam organisasi ESDM, sehingga itu mendorong kinerja kementerian ini.

Menurutnya, indikator penting dalam pencapaian program 100 hari kementerian ESDM ini, yaitu, selesainya peraturan-peraturan pemerintah terutama yang berkaitan dengan Undang-undang Minerba.

“Ini penting sebagai landasan untuk bekerja secara maksimal,” katanya. “Saya punya harapan positif bahwa kementerian ini ke depan lebih baik lagi,” tambahnya.

’’Sudah Ada Perbaikan’’
Zulkieflimansyah, Anggota Komisi VII DPR

Menteri ESDM, Darwin Saleh, dinilai sudah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, dan memperbaiki sektor Migas yang merugikan.

“Kementerian ini melaksanakan program 100 harinya dengan maksimal dan terfokus dengan capaian 100 persen,” katanya kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurut anggota Fraksi PKS DPR itu, Kementerian ESDM juga berhasil menjalankan program jaminan pasokan energi dan membuat sistem harga migas yang kompetitif.

Menurutnya, kementerian ini juga sukses meningkatkan produksi Migas dan menjaga ketahanan energi, sehingga tidak terjadi lagi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

“Produksi minyak dalam negeri sudah ada perbaikan, tinggal dijaga dan ditingkatkan kembali,” paparnya.

Ke depan, Kementerian ini harus meningkatkan kinerjanya dan infrastruktur untuk mendorong produksi Migas dalam negeri.

’’Mendapat Nilai Biru’’
Sutisna Prawira, Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian ESDM

“Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah berhasil melaksanakan program 100 hari dengan maksimal. Program dan rencana aksi yang dimiliki Kementerian ESDM mendapat nilai biru sesuai asas’ good governance,” papar Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat (Humas) Kementerian ESDM, Sutisna Prawira, dalam siaran persnya di Jakarta, belum lama ini.

Program dan rencana aksi tersebut dibagi menjadi empat hal.
Pertama, Program Jaminan Pasokan Energi. Di sini ada beberapa rencana aksi, yaitu pemenuhan BBM dalam negeri khususnya Indonesia Bagian Timur. “Salah satu indikator keberhasilan dari rencana aksi ini adalah revitalisasi beberapa infrastruktur distribusi BBM antara lain pembangunan terminal transit Bau-Bau dan pengaktifan kembali backloading Depo Biak,” katanya

Selain itu, lanjutnya, perencanaan pasokan gas untuk keperluan domestik. Sebagai landasan untuk kepentingan ini, pemerintah telah menyusun neraca gas bumi 2010-2025 dan rencana induk jaringan transmisi dan distribusi gas bumi nasional tahun 2010-2025 (ditetapkan dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0225 K/11/MEM/2010). Sementara, untuk penetapan alokasi dan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri, Pemerintah telah mengeluaran Peraturan Menteri ESDM No.03 Tahun 2010.

Kemudian, kata dia, penerbitan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri ESDM tentang Pasokan Batubara Dalam Negeri
(Domestic Market Obligation -DMO) RPP tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara telah disampaikan kepada Presiden untuk ditandatangani dan kebijakan pasokan batubara untuk kepentingan dalam negeri telah diatur dalam Permen ESDM Nomor 34 Tahun 2009.

Hal lainnya, lanjutnya, penerbitan Peraturan Presiden tentang Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik 10.000 MW Tahap II.

Untuk mendukung program ini, pada Januari 2010 pemerintah telah menetapkan Perpres Nomor 4 tahun 2010 tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan, batubara, dan gas.

“Kemudian, sesuai Perpres Nomor 4 tahun 2010, rincian proyek (PLN atau Swasta) telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 02 Tahun 2010 Tanggal 27 Januari 2010,’’ paparnya.

Kedua, sistem harga energi yang kompetitif. Yang menjadi fokus dari rencana aksi ini adalah penerbitan Peraturan Presiden tentang Harga Patokan Pembelian Listrik dari Panas Bumi. Dengan potensi panas bumi Indonesia sebagai salah satu yang terbesar di dunia, pemerintah terus mendorong investor agar berperan aktif mengembangkan pembangkit listrik menggunakan panas bumi. Untuk itu, peraturan yang mengatur tentang harga jual listrik dari panas bumi menjadi prioritas dalam program 100 hari Kementerian ESDM dan telah diterbitkan dengan Permen ESDM Nomor 32 Tahun 2009 pada tanggal 4 Desember 2009.

Ketiga, ketahanan energi, didukung oleh dua rencana aksi yang strategis untuk menjamin program ini yaitu perumusan penyelesaian permasalahan PPA (Power Purchase Agreement) di tingkat korporat PT PLN. Penyelesaian masalah IPP terkendala ini akan diselesaikan dalam lingkup korporat PT PLN (sehingga tidak diperlukan sebuah Peraturan Presiden) dan dalam waktu bersamaan akan dimintakan opini BPKP untuk membantu proses penyelesaiannya.

“Selain itu pemanfaatan
Coal Bed Methane (CBM) melalui penyusunan perangkat peraturan, sehingga bisa menghasilkan energi listrik tahun 2011.

Keempat, program pengalihan sistem subsidi BBM, pupuk, dan listrik, yang didukung dengan rencana aksi berupa perumusan pengalihan sistem subsidi BBM, pupuk, dan listrik.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah telah menyelesaikan
roadmap yang mengatur pengalihan subsidi harga BBM ke Subsidi langsung; kebijakan pengurangan pengguna BBM tertentu; efisiensi biaya distribusi serta rencana penerapan sistem distribusi tertutup serta ketentuan mengenai pengguna BBM mana saja yang berhak memperoleh subsidi (rumah tangga miskin, usaha kecil dan fasilitas umum).

Di saat yang bersamaan dalam program 100 hari ini,
roadmap rasionalisasi subsidi listrik juga telah disusun.

’’Perlu Kerja Keras Lagi’’
Mamit Setiawan, Pengamat Perminyakan

Kinerja Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) di bawah kepemimpinan Darwin Saleh belum banyak membawa perubahan dalam sektor Migas.

Demikian disampaikan pengamat perminyakan, Mamit Setiawan, kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

“Perubahannya nggak banyak. Makanya perlu kerja keras lagi,’’ katanya.

Menurut Direktur Eksekutif Energy Watch itu, kelemahan dari Departemen ESDM adalah belum tercapainya target produksi minyak.

Selain itu, lanjutnya, cost recovery yang dikeluarkan pemerintah tidak sesuai dengan target produksi yang dicapai, sehingga pemerintah dirugikan.

“Langkah konkrit yang harus dilakukan adalah meningkatkan produksi minyak, namun cost recoverynya bisa dikurangi,” katanya.

Dikatakan, pemerintah juga harus membenahi masalah tambang mineral dan batu bara (Minerba).

Kemudian buat pemasukan yang seimbang antara pusat dan daerah.

’’Tidak Ada Langkah Spektakuler’’
Pri Agung Rakhmanto, Pengamat Migas

“Tidak ada langkah spektakuler yang dilakukan Kementerian ESDM dalam meningkatkan produksi minyak dan gas dalam negeri,’’ kata pengamat minyak dan gas (Migas), Pri Agung Rakhmanto, kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurut Direktur Eksekutif Reforminer itu, dalam 100 kerjanya kementerian yang dikomandoi Darwin Zahedy Saleh itu sepertinya hanya membuat regulasi saja, sedangkan tindakan riil di lapangan tidak ada.

“Untuk meningkatkan produksi migas, bukan dengan membuat regulasi saja, tapi juga harus melakukan kerja sama dengan deal bisnis dengan pengusaha minyak,” ucapnya.

Dikatakan, produksi migas terus mengalami penurunan gara-gara dipengaruhi aturan yang berbelit. ’’Yang harus dilakukan adalah merevisi Undang-undang Migas,” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, masih terjadi tumpang tindih aturan dengan Kementerian Kehutanan, sehingga harus dibuat aturan yang tersinkronisasi dengan Kementerian Kehutanan.

“Selain itu harus dilakukan pengelompokan mana yang menjadi tambang rakyat dan pemerintah,” tandasnya.

‘’Apa Yang Bisa Diharapkan’’
A Qayum Tjandranegara, Pengamat Migas

Kinereja Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) dalam melaksanakan program 100 hari ini belum kelihatan.

“Apa yang bisa diharapkan dari seorang menteri yang selama ini belum menggeluti bidang itu,” ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Dikatakan, selama ini pemerintah lebih banyak mengimpor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang merupakan kebijakan. Padahal jika mengimpor BBM terus maka BBM Indonesia akan kolaps.

“Harga BBM kita dua kali lipat dari gas. Sedangkan kalau kita mengekspor gas maka rakyat akan teriak-teriak cari gas,” tuturnya.

Menurut bekas Dirut Perusahaan Gas Negara itu, Indonesia sudah kehilangan devisa dan subsidi dari pembelian BBM. Pada 2008 saja Indonesia kehilangan devisa Rp 155,7 triliun dan subsidi Rp 140,2 triliun. Dan pada 2009 Indonesia kehilangan subsidi Rp 41,5 triliun dan devisa Rp 95,9 triliun.

“Daripada subsidi BBM, kenapa bukan gas saja yang lebih murah diekspor,” tambahnya.

’’Belum Maksimal Tuh...’’
Marwan Batubara, Ketua KPKN

Program 100 hari kementerian ESDM tidak menyentuh masalah pokok Migas dan Mineral Batubara (Minerba).

“Program 100 harinya belum maksimal tuh,” ujar Ketua Komite Penyelamat Kekayaan Negara (KPKN)Marwan Batubara, kepada
Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, Kementerian ESDM juga tidak berpihak kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Ini bisa dilihat dari kasus Newmont.

“Masalah Blok Natuna juga tidak jelas. Padahal sebelumnya pemerintah akan menyerahkan surat kepemilikannya ke Pertamina,” katanya.

Bekas anggota DPD itu menyayangkan, sampai sekarang pemerintah belum juga membuat empat Peraturan Pemerintah (PP) yang berada di bawah Undang-undang Minerba. Padahal waktunya sudah telat delapan bulan.

“Selain itu pemerintah juga belum menyiapkan dan mengganti pasal dalam Undang-undang Migas yang ditolak Mahkamah Konstitusi (MK). Padahal pasal itu sangat penting karena terkait dengan Domestik Market Obligations (DMO), yakni kontraktor harus menjual minyak di dalam negeri dengan harga yang lebih murah,” ucapnya.

Dalam peningkatkan produksi Migas, lanjut dia, Kementerian ini tidak tegas dalam memberikan sanksi kepada kontraktor yang tidak bisa memenuhi target, seperti yang terjadi pada Exxon.

“Terkait Blok Cepu, pemerintah juga seharusnya mengutamakan Pertamina sebagai operatornya,” tuturnya.

Ke depan, kata dia, Kementerian ini harus segera menerapkan Undang-undang Minerba, sehingga BUMN dapat berperan dengan maksimal. Selain itu masalah DMO juga perlu diperhatikan.

“Keperluan Migas dan Minerba dalam negeri harus diutamakan, jangan sampai kesulitan batubara yang dialami PLN terulang kembali,” paparnya.

“Selain itu Pemerintah juga harus melindungi BUMN primer lewat PP yang berada di bawah Migas,” tandasnya.

[RM]

www.rakyatmerdeka.co.id
Share: